Slide

Sabtu, 20 April 2013

Pembelajaran konstruktivisme


Oleh:Gilang Ilham.F  (UNESA)










BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                         
Peranan Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Pendidikan
Perkembangan dunia salah satunya ditandai dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat yang selalu memberikan kemudahan dan keleluasaan tanpa batas waktu, ruang dan jarak.Koneksi secara elektronik antarnegara, antarkawasan, antarbenua bisa dilakukan dengan mudah.Perkembangan teknologi komunikasi mempengaruhi perkembangan pembangunan suatu bangsa yang mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan menemukan informasi yang tidak terbatas melalui media sederhana tetapi juga melalui media teknologi tinggi sebagai sumber informasi.
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi komunikasi adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur: pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik sebagai pembelajar. Teknologi komunikasi merupakan suatu hasil pemikiran dan hasil karya manusia yang diaplikasikan untuk menghubungkan proses komunikasi antarmanusia. Melihat pengertian tersebut banyak sekali teknologi komunikasi yang berkembang dimasyarakat, salah satunya adalah teknologi komunikasi pendidikan.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya.Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.Melalui teknologi komunikasi, dalam situasi tertentu guru dapat memberikan pelayanan mengajar tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa karma dapat menggunakan media pembelajaran dalam teknologi komunikasi. Melalui teknologi komunikasi juga, siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet, bahkan pembelajaran dapat dilakukan melalui cyber teaching atau pengajaran maya.


Rumusan Masalah :
1.      Jelaskan latar belakang pendekatan konstruktivistik!
2.      Apa pendekatan konstruktivistik itu?
3.      Sebutkan ciri-ciri dan komponen pendekatan konstruktivistik!
4.      Pengertian, ciri-ciri, dan komponen teknologi komunikasi pendidikan!
5.      Apa penerapan teknologi komunikasi pendidikan dalam pendekatan konstruktivistik?


Tujuan :
·         Mahasiswa mengetahui pengertian, ciri-ciri, komponen pendekatan konstruktivistik
·         Mahasiswa mengetahui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik
·         Pengertian teknologi komunikasi pendidikan beserta ciri-ciri dan komponen
·         Mahasiswa bisa menerapkan pendekatan konstruktivistik ke dalam teknologi komunikasi pendidikan
















BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Asal Usul Konstruktivisme
Gagasan pokok konstruktivisme dimulai oleh Giambatista Vico, seorang eptimologis dari Italia. Pada tahun 1710, Giambatista Vico mengungkapkan filsafatnya “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaanya” .Bagi vico bahwa pengetahuan selalu merujuk kepada struktur konsep yang dibentuk.
Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi (buatan) kita sendiri. Alat atau sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Menurut konstruktivisme pengetahuan adalah dalam diri sesorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak guru ke kepala siswa, tetapi siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka yang dimiliki sebelumnya.
            Menurut Konstruktivisme pengetahuan bukanlah hal yang statis dan dermabistik, tetapi suatu proses menjadi tahu. Setiap orang membangun pengetahuanya sendiri untuk mentransfer konsep dari seorang guru kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan, ditransformasikan, dan dikonstruksikan oleh siswa lewat pengalamanya.
Bagi kaum konstruktivistik, kebenaran terletak pada viabilitas yaitu kemampuan operasi suatu konsep atau pengetahuan dalam praktek. Pengetahuan bukan barang mati yang sekali jadi, melainkan suatu proses yang terus berkembang.

B.     Latar Belakang Munculnya Pendekatan Konstruktivisme
Dalam kegiatan pendidikan proses pembelajaran merupakan inti dari semua kegiatan yang dilakukan pendidik. Proses ini merupakan interaksi keseluruhan komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang saling berhubungan. Komponen pembelajaran tersebut adalah pendidik, siswa, tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga serta evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.
Pendekatan konstruktivisme merupakan upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini berhubungan dengan masalah yang dihadapi siswa, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial, serta kemampuan berpikir kritis. Pengetahuan bukanlah seperangkat kata-kata, konsep atau kaidah yang siap diambil, dan diingat. Namun manusia harus mengkonstruksi pengetahuanya, dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Pendekatan konstruktivisme memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan potensi dalam dirinya untuk berpikir kronologis, kritis analitis serta dapat memahami sejarah dengan baik dan benar. Kemampuan mengembangkan pengetahuan, pemahaman, analisis, dan sikap serta perilaku berdasarkan pengalaman sejarah akan membantu siswa menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainya serta dapat membuat keputusan dan mengambil hikmah dari pengalaman tersebut untuk dijadikan tolak ukur dalam bersikap, berpikir, dan bertingkah laku.
C.    Pengertian Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan akan tersusun dan terbangun dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berusaha mengorganisasikan pengalaman barunya berdasarkan pada kerangka kognitif yang sudah ada pada pikirannya. Dengan demikian pengetahuan tidak dapat dipindahkan degan begitu saja dari otak seseorang guru keotak siswanya. Setiap sisiwa harus membangun pengetahuan didalam otaknya sediri-sendiri.
Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam proses dalam pembelajaran dimana siswa aktif dalam mencari pengetahuannya. Pendekatan konstruktivisme secara radikal berbeda dengan pendekatan tradisional dimana guru adalah seseorang yang selalu mengikuti jawabanya.
Didalam kelas kostruktivisme para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada pada diri mereka. Mereka berbagi strategi, dan penyelesaiannya dengan debat antara satu dengan yang lainnya, berfikir secara kritis tenteng cara terbaik untuk menyelesaikan  suatu masalah.

Beberapa konsep umum pada pendekatan konstruktivisme, diantaranya:
a)      Pelajar aktif membina pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah ada.
b)      Dalam satu konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
c)      Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai kaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
d)     Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran baru.
e)      Ketidak seimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.
f)       Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.

Dengan berdasarkan kepada paham konstruktivisme-nya Piaget, Kamii (1989,1994) telah mendemonstrasikan bagaimana siswa-siswa sekolah dasar dapat menemukan prosedur sendiri dalam memecahkan soal-soal multidigit dalam bilangan cacah. Jadi dari penemuan ini berarti bahwa ketika para siswa tidak diajari algoritma seperti membawa dan meminjam pengetahuan mereka tentang bilangan dan nilai tempat jauh lebih unggul daripada siswa yang diajari atoran algoritma tersebut.
Werrington dan Kamii memperluas kerja ini pada kelas 5 dan 6 sekolah dasar dan menjelaskan suatu pendekatan pembelajaran pembagian dengan menggunakan pecahan tanpa mengajarkan  algoritma tentang mengali dan membagi. Didalam kelas ini guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika siswa memberikan jawaban, guru tidak lansung membenarkan atau menyalahkan jawaban siswa tersebut, tapi ia mendorong siswa untuk saling bertukar pikiran atau ide sampai persetujuan tercapai.

D.    Ciri-ciri Pendekatan Konstruktivisme
Adapun ciri-ciri pendekatan konstruktivisme diantaranya adalah:
·         Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks relevan
·         Mengutamakan proses
·         Menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial
·         Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman
·         Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit
·         Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar
·         Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
·         Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
·         Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil
·         Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
·         Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar
·         Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
·         Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
·         Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif
·         Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis
·         Menekankan bagaimana siswa belajar
·         Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan guru
·         Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif
·         Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata
·         Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar
·         Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar

E.     Komponen Pendekatan Konstruktivistik :
1.      pengetahuan awal
2.      fakta dan masalah
3.      sistemmatika berfikir
4.      kemauan dan keneranian

F.     Pengertian Teknologi Komunikasi Pendidikan
Teknologi dalam pembelajaran (Teknologi komunikasi pendidikan) diartikan sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer., pengertian teknologi didasarkan pada definisi ini. CISAER(2003) mendefinisikan media dalam pembelajaran sebagai pesan yang didistribusikan melalui teknologi, terutama teks dalam bahan ajar cetak dan dalam jaringan komputer, bunyi dalam audio-tape dan siaran radio, serta teks, suara dan/atau gambar pada telekonferensi.
Teknologi komunikasi pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman,1983) ,teknologi pendidikan bersifat abstrak.
Teknologi pendidikan juga bisa dipahami sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melinatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia (AECT, 1977). 
Teknologi merupakan suatu keseluruhan sistem untuk mengelola hasil hingga terdapat nilai tambah.dengan demikian teknologi komunikasi pendidikan yang dapat diartikan sebagai suatu cara yang sistematis dalam merancang, melaksankan dan menilai keseluruhan proses belajar mengajar dalam kaitanya dengan tujuan pendidikan tersebut.




G.    Komponen dan Ciri-Ciri Teknologi Komunikasi Pendidikan

Penggunaan teknologi pembelajaran tidak bisa berjalan dengan maksimal tanpa ada komponen yang mendukung dan menunjang penggunaan teknologi dalam pembelajaran,
1.      Sarana, pembelajaran berbasis teknologi merupakan variasi dalam proses belajar mengajar dan harus didukung oleh sarana atau perangkat yang memadai.
2.      Manusia(Sumber Daya), adanya perangkat teknologi tidak akan bisa berfungsi secara maksimal apabila tidak ditunjang oleh kompetensi manusia yang mampu dan berkompeten.
3.      Sistem dan Manajemen, adanya perangkat dan unsur operasional juga harus ditunjang oleh sistem penataan dan pengunaan yang sistematis dan tepat guna.

Ciri-ciri (Karakteristik) teknologi komunikasi dalam pendidikan formal:
1.      Bersifat formal,terkontrol serta terikat dalam aturan-aturan tertentu
Teknologi yang berada pada lingkup institusi pendidikan yang terkait.Sehingga penggunaanya diatur agar sesuai dengan pengguna yang normatif dan sesuai tujuan institusi tersebut.
2.      Bersifat terbatas
Teknologi komunikasi yang disediakan oleh suatu institusi pendidikan tidak memungkinkan seseorang di luar institusi tersebut untuk bisa mengakses fasilitas yang ada.
3.      Bersifat instruksional
Fasilitas yang berkenaan dengan teknologi komunikasi pendidikan yang tersedia dalam institusi formal yang ada diharapkan memiliki sifat konstruktif salah satunya dengan menjalakan fungsi instruksional dalam pemanfaatanya.Sehingga teknologi komunikasi pendidikan dapat memberikan profit dalam setiap kegiatan institusi.Sehingga memiliki daya guna dalam pengaplikasianya.




H.    Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam Teknologi Komunikasi Pendidikan:

·         Pola penggunaan dua arah diskusi teoretis dan praktis yang melibatkan fasilitator pendidik dan pembelajar dalam situasi yang diarahkan untuk membangun dan menemukan inovasi baru,pemecahan masalah, dan pencarian nilai tambah kognisi, afeksi, dan konasi.
·         Penggunaan atau implementasi teori-teori belajar yang relatif baku di dalam kelas secara langsung, dengan mengambil contoh-contoh kehidupan nyata
·         Penggunaan modul dalam pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa




















PENUTUP

Kesimpulan
Dengan demikian, metode pendekatan konstruktivisme mempunyai tujuan agar peserta didik terlibat dalam diskusi dengan guru dan kelompok pembelajar lainnya secara aktif, merefleksikan apa yang sudah didiskusikan bersama untuk kemudian dikritisi pula secara bersama di dalam diskusi dimaksud. Dengan demikian, belajar tidak bisa dilakukan sendirian dalam pengertian yang sebenarnya.

Saran
Strategi pembelajaran konstruktivistik perlu ditekankan pada praktek nyata dalam kehidupan sosial sehingga peserta didik mampu memahami materi pelajaran dengan optimal,terutama pengalaman peserta didik selama mengikuti proses belajar.Karena proses belajar sangat menentukan dalam pendekatan pembelajaran konstruktivistik.
Sebagai teknolog pendidikan mempelajari pendekatan konstruktivistik sangat bermanfaat terhadap penerapan dalam membuat materi atau media pembelajaran yang baik.Karena proses, pengalaman dan praktek nyata dapat membentuk karakter kuat peserta didik meskipun masih ada beberpa kekurangan.











DAFTAR PUSTAKA

ahmadfachrurrazi.wordpress.com/
http://blog.umy.ac.id/wiwinsundari/2011/11/15/teknologi-komunikasi-pendidikan-pengertian-dan-penerapannya-di-indonesia/
http://aanminannur.blogspot.com/2012/07/makalah-teknologi-pendidikan.html





Tidak ada komentar: