Oleh:Gilang Ilham.F (UNESA)
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Pendidikan
Perkembangan dunia salah satunya
ditandai dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat yang selalu memberikan
kemudahan dan keleluasaan tanpa batas waktu, ruang dan jarak.Koneksi secara
elektronik antarnegara, antarkawasan, antarbenua bisa dilakukan dengan mudah.Perkembangan
teknologi komunikasi mempengaruhi perkembangan pembangunan suatu bangsa yang
mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan menemukan informasi yang tidak
terbatas melalui media sederhana tetapi juga melalui media teknologi tinggi sebagai
sumber informasi.
Salah satu bidang yang mendapatkan
dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi komunikasi adalah
bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses
komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi
informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur: pendidik sebagai
sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi
pendidikan serta peserta didik sebagai pembelajar. Teknologi komunikasi
merupakan suatu hasil pemikiran dan hasil karya manusia yang diaplikasikan
untuk menghubungkan proses komunikasi antarmanusia. Melihat pengertian tersebut
banyak sekali teknologi komunikasi yang berkembang dimasyarakat, salah satunya
adalah teknologi komunikasi pendidikan.
Komunikasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dan sebagainya.Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut.Melalui teknologi komunikasi, dalam situasi tertentu guru
dapat memberikan pelayanan mengajar tanpa harus berhadapan langsung dengan
siswa karma dapat menggunakan media pembelajaran dalam teknologi komunikasi.
Melalui teknologi komunikasi juga, siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet, bahkan pembelajaran dapat dilakukan melalui cyber teaching atau pengajaran maya.
Rumusan Masalah
:
1.
Jelaskan latar belakang pendekatan konstruktivistik!
2.
Apa pendekatan konstruktivistik itu?
3.
Sebutkan ciri-ciri dan komponen pendekatan
konstruktivistik!
4.
Pengertian, ciri-ciri, dan komponen teknologi komunikasi pendidikan!
5.
Apa penerapan teknologi komunikasi pendidikan dalam
pendekatan konstruktivistik?
Tujuan :
·
Mahasiswa mengetahui pengertian, ciri-ciri, komponen
pendekatan konstruktivistik
·
Mahasiswa mengetahui pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivistik
·
Pengertian teknologi komunikasi pendidikan beserta
ciri-ciri dan komponen
·
Mahasiswa bisa menerapkan pendekatan konstruktivistik ke
dalam teknologi komunikasi pendidikan
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Asal
Usul Konstruktivisme
Gagasan pokok
konstruktivisme dimulai oleh Giambatista Vico, seorang eptimologis
dari Italia. Pada
tahun 1710, Giambatista
Vico mengungkapkan filsafatnya “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia
adalah tuan dari ciptaanya” .Bagi
vico bahwa pengetahuan selalu merujuk kepada struktur konsep yang dibentuk.
Konstruktivisme
merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan merupakan hasil konstruksi (buatan) kita sendiri. Alat atau sarana yang
tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Menurut konstruktivisme
pengetahuan adalah dalam diri sesorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari otak guru ke kepala siswa, tetapi siswa sendirilah
yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap
pengalaman-pengalaman mereka yang dimiliki sebelumnya.
Menurut
Konstruktivisme pengetahuan bukanlah hal yang statis dan dermabistik, tetapi suatu proses
menjadi tahu. Setiap
orang membangun pengetahuanya sendiri untuk mentransfer konsep dari seorang
guru kepada siswa, pemindahan
itu harus diinterpretasikan, ditransformasikan, dan dikonstruksikan
oleh siswa lewat pengalamanya.
Bagi kaum
konstruktivistik, kebenaran
terletak pada viabilitas yaitu kemampuan operasi suatu konsep atau pengetahuan
dalam praktek. Pengetahuan bukan barang mati yang sekali jadi, melainkan suatu proses
yang terus berkembang.
B.
Latar
Belakang Munculnya Pendekatan Konstruktivisme
Dalam kegiatan
pendidikan proses pembelajaran merupakan inti dari semua kegiatan yang
dilakukan pendidik. Proses
ini merupakan interaksi keseluruhan komponen atau unsur yang terdapat dalam
pembelajaran yang saling berhubungan. Komponen pembelajaran tersebut adalah
pendidik, siswa, tujuan yang hendak
dicapai, materi
pelajaran, metode
mengajar, alat
peraga serta evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.
Pendekatan
konstruktivisme merupakan upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Pendekatan
ini berhubungan dengan masalah yang dihadapi siswa, membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan sosial, serta kemampuan berpikir kritis. Pengetahuan bukanlah
seperangkat kata-kata, konsep
atau kaidah yang siap diambil, dan
diingat. Namun
manusia harus mengkonstruksi pengetahuanya, dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.
Pendekatan
konstruktivisme memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan potensi dalam
dirinya untuk berpikir kronologis, kritis analitis serta dapat memahami
sejarah dengan baik dan benar. Kemampuan
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, analisis, dan sikap
serta perilaku berdasarkan pengalaman sejarah akan membantu siswa menghubungkan
satu peristiwa dengan peristiwa lainya serta dapat membuat keputusan dan
mengambil hikmah dari pengalaman tersebut untuk dijadikan tolak ukur dalam
bersikap, berpikir,
dan bertingkah laku.
C. Pengertian
Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya
bukan merupakan gagasan yang baru apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama
ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini
menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan akan tersusun dan terbangun
dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berusaha mengorganisasikan pengalaman
barunya berdasarkan pada kerangka kognitif yang sudah ada pada pikirannya.
Dengan demikian pengetahuan tidak dapat dipindahkan degan begitu saja dari otak
seseorang guru keotak siswanya. Setiap sisiwa harus membangun pengetahuan
didalam otaknya sediri-sendiri.
Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam proses dalam
pembelajaran dimana siswa aktif dalam mencari pengetahuannya. Pendekatan
konstruktivisme secara radikal berbeda dengan pendekatan tradisional dimana
guru adalah seseorang yang selalu mengikuti jawabanya.
Didalam kelas kostruktivisme para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya
yang berada pada diri mereka. Mereka berbagi strategi, dan penyelesaiannya
dengan debat antara satu dengan yang lainnya, berfikir secara kritis tenteng
cara terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah.
Beberapa konsep umum pada pendekatan konstruktivisme, diantaranya:
a)
Pelajar aktif membina pengetahuan
berdasarkan pengalaman yang sudah ada.
b)
Dalam satu
konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
c)
Bahan
pengajaran yang disediakan perlu mempunyai kaitan dengan pengalaman pelajar
untuk menarik minat pelajar.
d)
Pentingnya
membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran baru.
e)
Ketidak
seimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.
f)
Unsur terpenting dalam teori ini
ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah
ada.
Dengan berdasarkan kepada paham konstruktivisme-nya Piaget, Kamii (1989,1994) telah mendemonstrasikan bagaimana siswa-siswa sekolah dasar
dapat menemukan prosedur sendiri dalam memecahkan soal-soal multidigit dalam
bilangan cacah. Jadi dari penemuan ini berarti bahwa ketika para siswa tidak
diajari algoritma seperti membawa dan meminjam pengetahuan mereka tentang
bilangan dan nilai tempat jauh lebih unggul daripada siswa yang diajari atoran
algoritma tersebut.
Werrington dan Kamii memperluas kerja ini pada kelas 5 dan 6 sekolah dasar
dan menjelaskan suatu pendekatan pembelajaran pembagian dengan menggunakan
pecahan tanpa mengajarkan algoritma tentang mengali dan membagi. Didalam
kelas ini guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menyelesaikan persoalan,
namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka
sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika siswa memberikan jawaban, guru
tidak lansung membenarkan atau menyalahkan jawaban siswa tersebut, tapi ia
mendorong siswa untuk saling bertukar pikiran atau ide sampai persetujuan
tercapai.
D. Ciri-ciri Pendekatan Konstruktivisme
Adapun
ciri-ciri pendekatan konstruktivisme diantaranya adalah:
·
Mengutamakan
pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks relevan
·
Mengutamakan proses
·
Menanamkan pembelajaran
dalam konteks pengalaman sosial
·
Pembelajaran dilakukan
dalam upaya mengkonstruksi pengalaman
·
Belajar lebih diarahkan
pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan
pengalaman konkrit
·
Menekankan pada proses
belajar, bukan proses mengajar
·
Mendorong terjadinya
kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
·
Memandang siswa sebagai
pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
·
Berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil
·
Mendorong siswa untuk
melakukan penyelidikan
·
Mengharagai peranan
pengalaman kritis dalam belajar
·
Mendorong berkembangnya
rasa ingin tahu secara alami pada siswa
·
Penilaian belajar lebih
menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
·
Berdasarkan proses
belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif
·
Banyak menggunakan
terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti prediksi,
infernsi, kreasi, dan analisis
·
Menekankan bagaimana
siswa belajar
·
Mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan guru
·
Sangat mendukung
terjadinya belajar kooperatif
·
Melibatkan siswa dalam
situasi dunia nyata
·
Menekankan pentingnya
konteks siswa dalam belajar
·
Memperhatikan keyakinan
dan sikap siswa dalam belajar
E.
Komponen Pendekatan Konstruktivistik
:
1.
pengetahuan awal
2.
fakta dan masalah
3.
sistemmatika berfikir
4.
kemauan dan
keneranian
F. Pengertian
Teknologi Komunikasi Pendidikan
Teknologi dalam pembelajaran (Teknologi komunikasi
pendidikan) diartikan
sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran
radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer., pengertian
teknologi didasarkan pada definisi ini. CISAER(2003) mendefinisikan media dalam pembelajaran sebagai
pesan yang didistribusikan melalui teknologi, terutama teks dalam bahan ajar
cetak dan dalam jaringan komputer, bunyi dalam audio-tape dan
siaran radio, serta teks, suara dan/atau gambar pada telekonferensi.
Teknologi komunikasi pendidikan bisa dipandang sebagai
suatu produk dan proses (Sadiman,1983) ,teknologi pendidikan bersifat abstrak.
Teknologi pendidikan juga bisa dipahami sebagai suatu
proses yang kompleks dan terpadu yang melinatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi
permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut
yang menyangkut semua aspek belajar manusia (AECT, 1977).
Teknologi merupakan suatu keseluruhan sistem untuk
mengelola hasil hingga terdapat nilai tambah.dengan demikian teknologi
komunikasi pendidikan yang dapat diartikan sebagai suatu cara yang sistematis
dalam merancang, melaksankan dan menilai keseluruhan proses belajar mengajar
dalam kaitanya dengan tujuan pendidikan tersebut.
G. Komponen dan
Ciri-Ciri Teknologi Komunikasi Pendidikan
Penggunaan teknologi pembelajaran tidak bisa berjalan
dengan maksimal tanpa ada komponen yang mendukung dan menunjang
penggunaan teknologi dalam pembelajaran,
1. Sarana, pembelajaran berbasis teknologi merupakan
variasi dalam proses belajar mengajar dan harus didukung oleh sarana atau perangkat
yang memadai.
2. Manusia(Sumber Daya), adanya perangkat teknologi tidak
akan bisa berfungsi secara maksimal apabila tidak ditunjang oleh kompetensi
manusia yang mampu dan berkompeten.
3. Sistem dan Manajemen, adanya perangkat dan unsur
operasional juga harus ditunjang oleh sistem penataan dan pengunaan yang
sistematis dan tepat guna.
Ciri-ciri
(Karakteristik) teknologi komunikasi dalam pendidikan formal:
1. Bersifat formal,terkontrol serta terikat dalam
aturan-aturan tertentu
Teknologi yang
berada pada lingkup institusi pendidikan yang terkait.Sehingga penggunaanya
diatur agar sesuai dengan pengguna yang normatif dan sesuai tujuan institusi
tersebut.
2. Bersifat terbatas
Teknologi
komunikasi yang disediakan oleh suatu institusi pendidikan tidak memungkinkan
seseorang di luar institusi tersebut untuk bisa mengakses fasilitas yang ada.
3. Bersifat instruksional
Fasilitas yang
berkenaan dengan teknologi komunikasi pendidikan yang tersedia dalam institusi
formal yang ada diharapkan memiliki sifat konstruktif salah satunya dengan
menjalakan fungsi instruksional dalam pemanfaatanya.Sehingga teknologi
komunikasi pendidikan dapat memberikan profit dalam setiap kegiatan
institusi.Sehingga memiliki daya guna dalam pengaplikasianya.
H.
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme
dalam Teknologi Komunikasi Pendidikan:
·
Pola penggunaan dua arah diskusi teoretis dan praktis yang melibatkan
fasilitator pendidik dan pembelajar dalam situasi yang diarahkan untuk
membangun dan menemukan inovasi baru,pemecahan masalah, dan
pencarian nilai tambah kognisi, afeksi, dan konasi.
·
Penggunaan atau implementasi teori-teori belajar yang relatif baku di
dalam kelas secara langsung, dengan mengambil contoh-contoh kehidupan nyata
·
Penggunaan modul
dalam pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian, metode
pendekatan konstruktivisme mempunyai tujuan agar peserta didik terlibat dalam
diskusi dengan guru dan kelompok pembelajar lainnya secara aktif, merefleksikan
apa yang sudah didiskusikan bersama untuk kemudian dikritisi pula secara
bersama di dalam diskusi dimaksud. Dengan demikian, belajar tidak bisa
dilakukan sendirian dalam pengertian yang sebenarnya.
Saran
Strategi pembelajaran
konstruktivistik perlu ditekankan pada praktek nyata dalam kehidupan sosial
sehingga peserta didik mampu memahami materi pelajaran dengan optimal,terutama pengalaman
peserta didik selama mengikuti proses belajar.Karena proses belajar sangat
menentukan dalam pendekatan pembelajaran konstruktivistik.
Sebagai teknolog pendidikan
mempelajari pendekatan konstruktivistik sangat bermanfaat terhadap penerapan
dalam membuat materi atau media pembelajaran yang baik.Karena proses,
pengalaman dan praktek nyata dapat membentuk karakter kuat peserta didik
meskipun masih ada beberpa kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
ahmadfachrurrazi.wordpress.com/
http://blog.umy.ac.id/wiwinsundari/2011/11/15/teknologi-komunikasi-pendidikan-pengertian-dan-penerapannya-di-indonesia/
http://aanminannur.blogspot.com/2012/07/makalah-teknologi-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar